"Saya yakin orang yang menghafal Al
Qur'an itu pintar. Karena itu, saya termotivasi untuk menjadi salah satu dari mereka," tuturnya dengan penuh semangat.
Namun, perjalanan menghafal Al Qur'an tidaklah mudah. Afghan mengungkapkan tantangan terbesar yang dihadapinya, yaitu menjaga dan memperkuat hafalan.
"Saat kita menghafal satu juz, kita harus memastikan hafalan itu kokoh. Kami menyebutnya sebagai tahap 'rabt,' tahap mengikat hafalan," jelasnya.
Sementara itu, Direktur Polman Babel, I Made Andik Setiawan, M.Eng.,Ph.D. turut memberikan apresiasi terhadap prestasi yang diraih oleh Afghan.
Baca Juga:

Menurutnya, prestasi ini adalah hasil dari kerja keras dan ketekunan Afghan dalam mendalami Al
Qur'an.
"Ini adalah pencapaian yang luar biasa bagi mahasiswa kami dan membanggakan bagi Polman Babel," ungkap I Made.
Ia juga meyakinkan bahwa Polman Babel akan terus mendukung mahasiswanya dalam meraih prestasi, terutama yang berhubungan dengan pembentukan karakter dan spiritual.
"Kami senantasa untuk mendukung bakat-bakat yang dimiliki mahasiswa, baik di bidang akademis maupun non-akademis," ujarnya.
Keberhasilan Afghan ini diharapkan dapat menginspirasi mahasiswa lainnya untuk terus mengembangkan potensi mereka, tidak hanya dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga dalam aspek keagamaan dan moral.
Afghan, dengan segala dedikasinya, telah menjadi contoh nyata bagi mereka yang ingin menyeimbangkan antara ilmu pengetahuan dan nilai-nilai spiritual," tutup I Made Andik Setiawan. (Edw)
Tags
beritaTerkait
komentar