Rabu, 30 April 2025

Sejarah Peradaban Atjeh Masa Lalu Dukung Kemajuan Industri Pariwisata

Oleh : Dr. Khairul Abrar IH Ketua Umum Rumpun Budaya Seni Sumatera Nusantara
Redaksi - Selasa, 31 Desember 2024 08:51 WIB
Sejarah Peradaban Atjeh Masa Lalu Dukung Kemajuan Industri Pariwisata
Dr. Khairul Abrar IH
Atjeh adalah salah satu Provinsi di ujung paling barat Indonesia. Atjeh kaya dengan pesona dan keberagaman seni budaya, peninggalan sejarah Islam dan kesultanan masa lalu, peninggalan Tsunami yang telah mendunia dan Perjuangan Masyarakat Aceh Gerakan Aceh Merdeka, serta beragam seni tari dan kuliner Aceh yang telah menjadi daya tarik wisatawan baik dalam negeri maupun mancanegara.

Atjeh memiliki sekitar 803 objek wisata alam dan 774 situs dan cagar budaya yang tersebar diberbagai daerah di seluruh Atjeh dimana potensi ini tidak kita temui di daerah lain di Indonesia terutama situs dan cagar budaya yang mengandung nilai budaya masa lampau yang sangat tinggi sehingga bisa kita katakan Atjeh Sebuah
Kota Peradaban Islam Dunia.

Seluruh potensi wisata tersebut tentu akan menjadi magnet yang cukup kuat bagi wisatawan baik dalam negeri maupun mancanegara untuk datang ke negeri Atjeh Darussaalam dimana satu-satunya daerah yang memberlakukan Syariat Islam secara Kaffah.

Berbicara objek wisata sejarah/budaya di Atjeh tentu sangat menarik untuk dikembang dengan dukungan dari 774 situs cagar budaya yang mempunyai nilai sejarah tentang peradaban Islam dan kebesaran Kerajaan Atjeh Darussalam di masa lalu. Dimana bukti-bukti sejarah tersebut menunjukkan Atjeh mempunyai
hubungan yang sangat kuat dengan Negara-negara di Dunia baik dalam penyebaran Agama Islam maupun hubungan masa Kesulthanan Atjeh Darussalam. Sehingga sebagian makam- makam kuno yang ada di Atjeh tersebut merupakan tokoh-tokoh
yang berasal dari Negara-negara belahan dunia.

Situs – situs sejarah ini tersebar di seluruh Atjeh seperti khusus di Banda Aceh dan Atjeh Besar antara lain; Mesjid Raya Baiturrahman, Komplek Makam Kandang Meuh, Pendopo Gubernur, Gedung Baperis, Gedung Bank Indonesia, Geunongan,
Pinto Kop, Makam Kandang XIII, Komplek Makam Raja-Raja Bugis, Makam Sulthan Iskandar Muda, Komplek Makam Raja Reubah, Komplek Makam Jamaloi, Komplek Makam Sulthan Ibrahim Mansyur Syah, Komplek Makam Poecoet Meurah Pupuk, Komplek Makam Tuan Di Kandang, Komplek Makan Raja-Raja Kampung Pande, Komplek Makam Putroe Ijo, Komplek Makam Tgk.Di leupu, Komplek Makam Tgk,
Abdullah Arief, Lonceng Cakra Donya, Koplek Makam Lampulo I, Komplek Makam Lampulo II, Komplek Makam Lampulo III, Komplek Makam Kampung Jawa, Komplek Makam Kuala, Mesjid/Makam Tgk, Di Bitai, Komplek Makam Tuan Di Pakeh, Komplek Makam Raja Raden, Mesjid Uleu lheu, Komplek Makam Kuno Geucue Inem, Komplek Makam Lamteumen, Komplek Makam Poteu Meurah, Komplek Makam Jirat Manyang, Komplek Makam Tgk, Balek AE, Komplek Makam Kuno Puenge Blang Cut, Komplek Makam Kuno Punge (Kandang), Mesjid/Makam Tgk.Di Anjong, Komplek Makam Syiah Kuala, Komplek Makam Salahuddin, Komplek Makam Tunggai II, Komplek Makam Poteu Meuruhom, Komplek Makam Kuno Darussalam, Komplek Makam Flak Fling, Komplek Makam Raja Jalil, Komplek Makam Meuruhom, Komplek Makam Long Ie, Komplek Makam Pango, Komplek Makam Kerajaan Lamuri Lamreh, Benteng Indra Patra, Komplek Makam Neusu , Komplek Makam Kuno Lamnga, Komplek Makam Kuno Blang Bintang, Komplek Makam Darussalam, Kerkof, Gunongan, Pinto Kop, Taman Putro Phang, Makam Pahlawan Nasional, Makam Pejuang Tokoh Gerakan Aceh Merdeka, Pusat Kerajaan - kerajaan tertua di Aceh.


Editor
: Jalaluddin Lase
SHARE:
Tags
beritaTerkait
komentar
beritaTerbaru