
OTT KPK di Medan, Sejumlah Pihak Terjaring Operasi Senyap
OTT KPK di Medan, Sejumlah Pihak Terjaring Operasi Senyap
MedanJakarta, asatupro.com - Pemerintah Indonesia telah memiliki dan menyiapkan kebijakan rencana pembangunan jangka panjang nasional (RPJPN) 2025-2045, dan di dalamnya ditegaskan tentang target pertumbuhan ekonomi serta kebijakan hilirisasi komoditas.
Dalam RPJN tersebut, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita seperti dikutip asatupro.com, Sabtu (12/10/2024), menyebutkam pertumbuhan ekonomi nasional akan dipacu hingga ke level 6 persen hingga 8 persen per tahun.
Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan dalam sebuah acara peluncuran buku "Hilirisasi Sawit, Cegah Middle Income Trap" yang ditulis karya Saleh Husin, Menperin sebelumnya, di Pusat Industri Digital (PIDI) 4.0 Jakarta, Rabu (9/10/2024).
"Sebagai salah satu upayanya, maka Pemerintah menetapkan kebijakan pengembangan 10 industri prioritas, di antaranya bagi industri agro," kata Agus Gumiwang Kartasasmita.
Baca Juga:
Pengembangan tersebut, beber Agus Gumiwang kartasasmita, antara lain dilakukan melalui strategi hilirisasi yang ditujukan untuk memperdalam struktur industri dari hulu ke hilir, serta didasarkan pada ketersediaan sumber daya alam yang melimpah.
Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, salah satu komoditas yang berhasil dioptimalkan potensi ekonominya melalui hilirisasi adalah kelapa sawit.
"Pada komoditas kelapa sawit, perkembangan jumlah atau jenis produk turunan yang dapat dihasilkan oleh industri dalam negeri meningkat dari 48 jenis pada tahun 2011, menjadi sekitar 200 jenis pada tahun 2024," ujar Menperin.
Baca Juga:
Hal ini, kata Menperin, tentunya mampu meningkatkan kompleksitas produk nasional secara signifikan. Di sisi lain, Menperin mengatakan, Indonesia juga tercatat sebagai negara pertama yang mengimplementasikan kebijakan biodiesel 30 atau B30 di dunia.
"Dan akan terus kita tingkatkan menjadi B40, bahkan kita diperkirakan dapat mencapai B100 di masa yang akan datang," Menteri PerindustrianAgus Gumiwang Kartasasmita.
Pernyataan Menperin tersebut sekaligus menanggapi pemberitaan sebuah media nasional beberapa waktu yang lalu yang mengutip pernyataan Chief Economist Bank Dunia untuk Kawasan Asia Pasifik Aaditya Mattoo.
Aaditya Mattoo mengatakan bahwa dinamika kondisi ekonomi Indonesia masih sangat bergantung pada siklus harga komoditas dunia, khususnya batubara dan minyak kelapa sawit.
Menperin menjelaskan, ketergantungan ekonomi Indonesia terhadap fluktuasi harga minyak kelapa sawit tidak terlalu besar karena hilirisasi di sektor kelapa sawit sudah dalam sekali.
"Fluktuasi harga komoditas ini memang berpengaruh, namun tidak terlalu signifikan," kata Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita.
Terkait kebijakan hilirisasi yang dijalankan sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Menperin mengklaim hal itu telah mampu membuat Indonesia berhasil melepaskan ketergantungan ekonomi indonesia dari gejolak harga komoditas dunia.
Buktinya, kata politisi Partai Golongan Karya (Golkar) ini, nilai ekspor kelapa sawit dan produk turunannya pada tahun 2023 mencapai USD 28,45 miliar atau mencakup 11,6 persen dari total ekspor nonmigas.
"Dengan rasio ekspor bahan baku seperti minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dan minyak inti sawit mentah atau crude palm kernel oil (CPKO) dengan produk olahan atau minyak sawit olahan 10,25 persen berbanding 89,75 persen," ungkap Menperin
Menperin mengatakan, industri pengolahan berbasis sawit ini juga telah menyerap sebanyak 16,2 juta tenaga kerja, baik secara langsung maupun tidak langsung.
"Hal ini menunjukkan betapa pentingnya hilirisasi kelapa sawit yang dapat menjawab tantangan untuk keluar dari jebakan pendapatan kelas menengah atau middle income trap," ucap Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita.
Selanjutnya Menperin membuka data lain. Kata dia, berdasarkan data nilai pendapatan domestik bruto (PDB) nasional Triwulan II tahun 2024 yang tercatat mencapai Rp 5,536 triliun, diperkirakan kontribusi sektor industri pengolahan kelapa sawit dan turunannya mencapai 3,5 persen.
"Artinya, nilai ekonomi sektor sawit pada Triwulan II-2024 mencapai Rp 193 triliun. Pada akhir tahun 2024 nanti, besaran ekonomi kelapa sawit diperkirakan mencapai Rp 775 Triliun per tahun," jelas Menperin.
Sebagai negara dengan kekayaan sumber daya alam dan pasar domestik yang besar, Menperin mengatakan kalau Indonesia selalu memiliki potensi besar menjadi negara industri maju dunia.
Untuk itu, Menperin merasa perlu adanya sinergi dengan para pemangku kepentingan atau para pemangku kepentingan, mulai dari penyusunan kebijakan industri dan perdagangan.
"Disusul kemudian dengan penguatan rantai pasok, pelatihan sumber daya manusia (SDM), fasilitasi pembiayaan, hingga pengembangan riset dan teknologi," tutur Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita.
Dengan demikian, Menperin yakin pada akhirnya sektor industri nasional diharapkan tidak hanya benar-benar mampu menjadi tulang punggung ekonomi nasional yang kuat.
"Melainkan juga berhasil mengantarkan Indonesia pada pencapaian target pertumbuhan ekonomi yang inklusif, produktif, dan berkelanjutan," tegas Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita.
OTT KPK di Medan, Sejumlah Pihak Terjaring Operasi Senyap
MedanMK Putuskan Pemilu NasionalDaerah Dipisah, Sayonara Coblosan 5 Kotak Suara
NasionalMK Putuskan Pemilu NasionalDaerah Dipisah, Pileg DPRD Bareng Pilkada
NasionalDana Desa dan Koperasi Desa Merah Putih bisa disinergiskan dalam pembangunan ekonomi pedesaan.
EkonomiFROMPER Sekolah Gratis di Sumut Harus Modern dan Berkualitas, Bukan Sekadar Bebas SPP
MedanICRAF dinilai Bupati Labura telah berkontribusi banyak terhadap perkembangan petani kelapa sawit.
BeritaAjang Kreativitas Siswa/i SD Negeri 4 Abiansemal Dengan Tema "Fouras Creative Movement" Sukses Digelar
DaerahKomisi XII Temukan Perusahaan Rusak Lingkungan di Medan, Minta KLHK
MedanKetua PSI Sumut dan Wakil Ketua MUI Medan Sambut Kepulangan Jamah Haji Kloter X
MedanHIMMIA Sumut Yakin Polda Sumut Bekerja Secara Proporsional dan Adil Tanpa Intervensi Apapun
Medan