Sabtu, 28 Juni 2025

Pemerintah Klaim Hilirisasi Paling Sukses Ada pada Komoditas Kelapa Sawit

Hendrik Hutabarat - Sabtu, 12 Oktober 2024 12:09 WIB
Pemerintah Klaim Hilirisasi Paling Sukses Ada pada Komoditas Kelapa Sawit
Internet
Pemerintah menegaskan bahwa kebijakan hilirisasi yang paling berhasil adalah pada industri pengolahan kelapa sawit.

Jakarta, asatupro.com - Pemerintah Indonesia telah memiliki dan menyiapkan kebijakan rencana pembangunan jangka panjang nasional (RPJPN) 2025-2045, dan di dalamnya ditegaskan tentang target pertumbuhan ekonomi serta kebijakan hilirisasi komoditas.

Dalam RPJN tersebut, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita seperti dikutip asatupro.com, Sabtu (12/10/2024), menyebutkam pertumbuhan ekonomi nasional akan dipacu hingga ke level 6 persen hingga 8 persen per tahun.

Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan dalam sebuah acara peluncuran buku "Hilirisasi Sawit, Cegah Middle Income Trap" yang ditulis karya Saleh Husin, Menperin sebelumnya, di Pusat Industri Digital (PIDI) 4.0 Jakarta, Rabu (9/10/2024).

"Sebagai salah satu upayanya, maka Pemerintah menetapkan kebijakan pengembangan 10 industri prioritas, di antaranya bagi industri agro," kata Agus Gumiwang Kartasasmita.

Baca Juga:

Pengembangan tersebut, beber Agus Gumiwang kartasasmita, antara lain dilakukan melalui strategi hilirisasi yang ditujukan untuk memperdalam struktur industri dari hulu ke hilir, serta didasarkan pada ketersediaan sumber daya alam yang melimpah.

Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, salah satu komoditas yang berhasil dioptimalkan potensi ekonominya melalui hilirisasi adalah kelapa sawit.

"Pada komoditas kelapa sawit, perkembangan jumlah atau jenis produk turunan yang dapat dihasilkan oleh industri dalam negeri meningkat dari 48 jenis pada tahun 2011, menjadi sekitar 200 jenis pada tahun 2024," ujar Menperin.

Baca Juga:

Hal ini, kata Menperin, tentunya mampu meningkatkan kompleksitas produk nasional secara signifikan. Di sisi lain, Menperin mengatakan, Indonesia juga tercatat sebagai negara pertama yang mengimplementasikan kebijakan biodiesel 30 atau B30 di dunia.

"Dan akan terus kita tingkatkan menjadi B40, bahkan kita diperkirakan dapat mencapai B100 di masa yang akan datang," Menteri PerindustrianAgus Gumiwang Kartasasmita.

Pernyataan Menperin tersebut sekaligus menanggapi pemberitaan sebuah media nasional beberapa waktu yang lalu yang mengutip pernyataan Chief Economist Bank Dunia untuk Kawasan Asia Pasifik Aaditya Mattoo.

Aaditya Mattoo mengatakan bahwa dinamika kondisi ekonomi Indonesia masih sangat bergantung pada siklus harga komoditas dunia, khususnya batubara dan minyak kelapa sawit.

Menperin menjelaskan, ketergantungan ekonomi Indonesia terhadap fluktuasi harga minyak kelapa sawit tidak terlalu besar karena hilirisasi di sektor kelapa sawit sudah dalam sekali.

"Fluktuasi harga komoditas ini memang berpengaruh, namun tidak terlalu signifikan," kata Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita.

Terkait kebijakan hilirisasi yang dijalankan sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Menperin mengklaim hal itu telah mampu membuat Indonesia berhasil melepaskan ketergantungan ekonomi indonesia dari gejolak harga komoditas dunia.

Buktinya, kata politisi Partai Golongan Karya (Golkar) ini, nilai ekspor kelapa sawit dan produk turunannya pada tahun 2023 mencapai USD 28,45 miliar atau mencakup 11,6 persen dari total ekspor nonmigas.

"Dengan rasio ekspor bahan baku seperti minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dan minyak inti sawit mentah atau crude palm kernel oil (CPKO) dengan produk olahan atau minyak sawit olahan 10,25 persen berbanding 89,75 persen," ungkap Menperin

Menperin mengatakan, industri pengolahan berbasis sawit ini juga telah menyerap sebanyak 16,2 juta tenaga kerja, baik secara langsung maupun tidak langsung.

"Hal ini menunjukkan betapa pentingnya hilirisasi kelapa sawit yang dapat menjawab tantangan untuk keluar dari jebakan pendapatan kelas menengah atau middle income trap," ucap Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita.

Selanjutnya Menperin membuka data lain. Kata dia, berdasarkan data nilai pendapatan domestik bruto (PDB) nasional Triwulan II tahun 2024 yang tercatat mencapai Rp 5,536 triliun, diperkirakan kontribusi sektor industri pengolahan kelapa sawit dan turunannya mencapai 3,5 persen.

"Artinya, nilai ekonomi sektor sawit pada Triwulan II-2024 mencapai Rp 193 triliun. Pada akhir tahun 2024 nanti, besaran ekonomi kelapa sawit diperkirakan mencapai Rp 775 Triliun per tahun," jelas Menperin.

Sebagai negara dengan kekayaan sumber daya alam dan pasar domestik yang besar, Menperin mengatakan kalau Indonesia selalu memiliki potensi besar menjadi negara industri maju dunia.

Untuk itu, Menperin merasa perlu adanya sinergi dengan para pemangku kepentingan atau para pemangku kepentingan, mulai dari penyusunan kebijakan industri dan perdagangan.

"Disusul kemudian dengan penguatan rantai pasok, pelatihan sumber daya manusia (SDM), fasilitasi pembiayaan, hingga pengembangan riset dan teknologi," tutur Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita.

Dengan demikian, Menperin yakin pada akhirnya sektor industri nasional diharapkan tidak hanya benar-benar mampu menjadi tulang punggung ekonomi nasional yang kuat.

"Melainkan juga berhasil mengantarkan Indonesia pada pencapaian target pertumbuhan ekonomi yang inklusif, produktif, dan berkelanjutan," tegas Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita.

Sumber
:
Editor
: Hendrik Hutabarat
SHARE:
Tags
beritaTerkait
Pernyataan Prabowo Soal Kelapa Sawit Dinilai Sebagai Seruan Strategis untuk Bangkitkan Marwah Bangsa
Diklatsi IPS Bakal Gelar Pelatihan untuk Planters Sawit di UISU
Senin Cerah, Naik Lebih Rp 150 Harga CPO Hasil Tender PT KPBN Periode 25 November 2024
Didukung Penuh BPDPKS, PT Hai Sawit Indonesia Gelar Praktek Hilirisasi Sawit Skala UKMK di Garut
Syarif Rafinda Jadi Ketua Umum HIPKASI, 5 Strategi Dicanangkan Dukung Program Prabowo Subianto
Disbudparekraf Sumut Ajak Aspek-PIR Bangun Kolaborasi
komentar
beritaTerbaru