Senin, 21 Juli 2025

BNI Raup Cuan Rp 16,3 Triliun di Kuartal III 2024, Ini Faktor Pendorongnya

Hendrik Hutabarat - Selasa, 29 Oktober 2024 11:20 WIB
BNI Raup Cuan Rp 16,3 Triliun di Kuartal III 2024, Ini Faktor Pendorongnya
BNI
Pada kuartal III 2024, BNI meraup cuan sebesar Rp 16,3 triliun.
Jakarta, asatupro.com - Ada kabar baik yang diperoleh manajemen PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI, salah satu badan usaha milik negara (BUMN) pada kuartal III 2024, yaitu mencatat kinerja keuangan yang solid dan meraup cuan sebesar Rp 16,3 triliun.

"Hal ini didorong oleh perbaikan pendapatan bunga bersih dan pendapatan non-bunga," kata Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar, seperti dikutip asatupro.com, Selasa (29/10/2024).

Hal tersebut disampaikan Royke Tumilaar dalam acara konferensi pers bertajuk "Paparan Kinerja Kuartal III-2024 BNI" di Jakarta, Jumat (25/10/2024).

"Laba bersih BNI untuk periode sembilan bulan yang berakhir September 2024 mencapai Rp16,3 triliun didorong oleh pulihnya pendapatan operasional dan kualitas aset yang terjaga dengan baik," kata Royke Tumilaar menambahkan.

Baca Juga:

Menurutnya, berbeda dengan tahun–tahun sebelumnya, pada tahun 2024 ini pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) BNI.

Terutama, ia menambahkan, berasal dari pertumbuhan tabungan ritel, sejalan dengan program transformasi struktur pendanaan.


"Hal ini berdampak pada perbaikan Cost of Fund (CoF) BNI yang tercermin pada rasio Net Interest Margin (NIM) kuartal III-2024," bebernya lagi.

Pertumbuhan ini, ungkapnya, didukung oleh program terstruktur perusahaan, termasuk digitalisasi aplikasi mobile terbaru, wondrby BNI, serta transformasi jaringan cabang yang berfokus pada sales culture.


Pihaknya memastikan BNI terus menunjukkan konsistensinya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dengan mengoptimalkan peluang ekspansi yang tersedia.

BNI, kata dia, melihat peluang pertumbuhan bisnis yang signifikan dan berkelanjutan sejalan dengan visi pemerintah terkait peningkatan pendapatan domestik bruto (PDB), dan pengentasan kemiskinan.

"Serta berbagai program sektoral meliputi infrastruktur, ketahanan energi dan pangan, pemberdayaan usaha kecil dan menengah (UKM), hilirisasi industri termasuk pertanian dan perikanan, dan program perumahan," ia melanjutkan.

Di samping itu, beber Royke Tumilaar, ada optimisme terhadap kebijakan prioritas ekonomi pemerintahan yang baru.

Hal ini, ucapnya, diiringi dengan proses transisi yang berjalan lancar, diharapkan dapat menjadi katalisator pertumbuhan kredit di sektor perbankan di masa mendatang.

Royke Tumilaar menyatakan, kinerja solid BNI pada kuartal III-2024 mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghadapi tantangan ekonomi baik domestik maupun global.

"Transformasi bisnis yang kami lakukan secara konsisten telah memperkuat fundamental BNI, sehingga memungkinkan kami untuk menangkap peluang dalam mempercepat pertumbuhan," ujar Royke.

Selain itu, Royke Tumilaar bilang, BNI juga mencatatkan pemilihan atau recovery kinerja, terutama pada kuartal III-2024.


Ia membeberkan, pendapatan operasional sebelum pencadangan atau PPOP pada kuartal III-2024 mencapai Rp 8,8 triliun atau telah hampir menyentuh posisi tertingginya pada kuartal III tahun lalu sebesar Rp 8,9 triliun.

"Pencapaian PPOP yang solid ini berasal dari kenaikan margin bunga bersih atau net interest nargin (NIM) maupun pendapatan non bunga," ungkap Royke Tumilaar.

Kata dia, NIM perseroan naik 40 bps secara kuartalan menjadi 4,4 persen ditopang oleh perbaikan yield kredit maupun penurunan biaya dana.

"Sedangkan pertumbuhan fee income didorong oleh pendapatan loan recovery, trade finance dan transaksi pembayaran melalui aplikasi wondr by BNI yang terus meningkat," ujar Royke Tumilaar.

Penyaluran kredit, ia melanjutkan, naik 9,5 persen secara tahunan atauyear on year (YoY) menjadi Rp 735 triliun ditopang oleh segmen berisiko rendah.

Kemudian, kata dia lagi, kredit korporasi blue chip, baik dari sektor swasta maupun BUMN serta institusi pemerintah, kredit konsumer, dan kontribusi dari perusahaan anak menjadi sumber pertumbuhan terbesar.

"Fokus transformasi kami tahun ini telah memperbaiki struktur dana pihak ketiga dan kami berharap diversifikasi sumber dana ini akan lebih baik lagi ke depan," tegas Royke Tumilaar.

Sumber
:
Editor
: Hendrik Hutabarat
SHARE:
Tags
beritaTerkait
Ditopang Penjualan Kayu dan Sejumlah Produk Turunan Sawit, DSNG Raup Cuan Rp 868 Miliar
komentar
beritaTerbaru